“Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya”
Saya selalu ingat hadist tersebut. Sebagai makhluk
sosial hadist ini sangat pas mengingatkan banyak orang yang sekarang hidup di
era individualis yang dimanjakan dengan perangkat canggih yang ada. Terkadang
ini menjadi cerminan bagi saya sendiri, dari sekian banyak kegiatan yang ingin
saya capai dalam kehidupan ada nggak sih dampak dan manfaatnya untuk orang
lain? Jangan-jangan hanya memikirkan diri sendiri saja. Memikirkan pencapaian
diri tanpa melibatkan orang lain dalam pencapaian kita.
Untuk masalah sosial saya pernah merasa kurang dalam
hal berinteraksi dengan orang yang baru saya kenal. Padahal siapa tahu dengan
berinteraksi dengan orang asing (yang tentu saja dalam pandangan kita ‘layak’
dan selama kita tetap husnudzan dengan orang itu) untuk diajak bersosialisasi
mengapa tidak? Bisa saja dari sana muncul berbagai ide baru, suasana baru,
bahkan pengalaman baru yang dapat mengupgrade sisi pencapaian diri kita. Dari interaksi
itu bisa saja kita mendatangkan kebermanfaatan untuk orang yang tersebut atau
orang lainnya. Why not? Kembali ke hadist, berhubungan dengan berbagi, ketika
berbagi pasti ada rasa senang dan lega dapat bermanfaat bagi orang lain.
Nah,
dalam setiap aktivitas jangan lupa untuk senantiasa mencari apa
kebermanfaatannya ya! Sebagai manusia, tanggung jawab kita bukan hanya untuk
diri sendiri melainkan juga untuk orang banyak. Apalagi sebagai umat islam,
memberikan manfaat bagi ummat, menabur kebaikan, adalah menjadi bagian dari
kewajiban.