Wednesday, February 11, 2015

L.I.E (Love Is Endless) 3

                20 Februari 2011
                Jam dinding berdetak-detak dalam keheningan malam ini. Aku berbaring malas diatas tempat tidur. Di sampingku tergeletak rangkaian tali makrame warna biru, warna kesukaanku. Benda berwarna biru itu darinya. Sosok yang begitu kurindukan saat ini. Aku menyentuh tali berwarna biru itu tanpa berniat mengambilnya. Kubiarkan benda itu tergeletak tetap pada tempatnya. Aku menyentuh dan mengelus teli demi tali dengan lemah. Seakan benda itulah sosok yang begitu kurindukan saat ini. Kelopak mataku terasa hangat, dan sesaat kemudian meneteskan butir-butir airmata. Sungguh, aku tak mengerti mengapa aku bisa begitu merindukan seseorang seperti ini. Terkadang, aku merasa sedikit konyol jika perempuan bisa begitu merindukan seorang lelaki. Dan seiring berjalannya waktu, aku sendiri menyadari bahwa akulah perempuan konyol itu.
                Aku bangkit untuk duduk kemudian menyeka airmataku. Aku meraih sebuah HP yang tergeletak di atas meja. Aku ingin mendengar lagu itu lagi. Lagu yang pernah jadi kesukaanya waktu itu (D’masiv- Rindu Setengah Mati)
                Aku rindu setengah mati kepadamu
                Sungguh ku ingin kau tahu..
                Ku tak bisa hidup tanpamu
                Aku rindu
Lagu selesai berputar, aku melihat jam menunjukkan pukul 23.55 WIB, 5 menit lagi  adalah hari ulang tahunnya. Aku segera menulis pesan singkat untuknya. Akan ku kirimkan tepat pukul 00.00 WIB.
To: Mas
                Telah ratusan hari kau penuhi hidupku, yang kau letakkan bukan senyum bukan pula tangis. Entah harus bagaimana cara memandangmu, yang aku tahu kau begitu rumit. Aku menyaksikan titik terendahmu.
Doa… Hanya itu yang selalu terbatin untukmu karena nyatanya lakuku hanya sia-sia. Semoga detik ini adalah pembaharu bagimu. Semoga asa tak terbatas selalu melingkupi dirimu. Di hari-hari yang akan datang. Semoga hatimu terbuka. Sehingga melihat dengan jelas. Apa yang telah kau beri. Dan kau tinggalkan begitu saja. Semoga bahagiamu selalu diiringi rahmat-Nya. Happy milad 17th, Mas. Wish you all the best!
                Message sent tepat pukul 00.00 WIB.
Kemudian aku berbaring dan memejamkan mata. Aku tertidur dalam keadaan tersenyum. Aku tahu hari ini adalah hari bahagia untuknya. Hari baru dimulainya menyongsong kedewasaan. Dalam hati aku mendoakan segala kebaikan untuknya.
***
                Aku duduk pada sebuah bangku panjang di depan kelas yang sudah kosong dan sepi. Ya, kelasku yang dulu, aku sengaja memilih tempat ini untuk membaca kembali surat darinya, karena di tempat inilah aku dapat mengingat peristiwa masa lalu dengannya. Peristiwa masa lalu yang selalu membuatku rindu, ketika aku sedang duduk bersama teman-temanku di depan kelas. Dan dia juga sedang duduk bersama teman-temannya di depan kelasnya. Kelas kami berseberangan sehingga dia dengan mudah dapat melihatku dan begitu juga sebaliknya. Aku selalu dibuat tersenyum mengingat masa-masa itu.
                Angin sore berkesiut menebar debu hangat di sekeliling, sore ini sedikit panas. Persis seperti sore waktu itu ketika aku dan dia berbicara cukup lama di sini tepat di tempat ini. Perlahan aku membuka kembali surat darinya. Entah sudah berapa kali aku membacanya. Tulisannya lebih rapi daripada tulisannya yang kuingat di buku catatan kimianya yang kupinjam waktu itu. Dan yang terpenting kata-kata di dalamnya selalu membuat hatiku bergetar.
From: Mas
To: Adek
                Assalaamu’alaikum W. W.
Dek, lewat surat ini aku hanya ingin menjelaskan padamu tentang kepergianku. Perlu kamu tahu aku pergi bukan untuk menjauhimu. Aku hanya ingin mencari cara bagaimana baiknya untuk bersama lagi. Aku tahu kamu selama ini merasa sakit atas sikap angkuhku padamu. Tapi mengetahui itu yang kulakukan hanya diam dan membiarkanmu berpura-pura kuat tanpa menyadari bahwa kamu juga ingin melarikan diri. Maafkan aku.
Sejak awal bahkan sampai detik ini, aku tak ingin, dek. Bahkan setiap melihatmu aku selalu begitu ingin mengusap kepalamu dan menunjukkan padamu betapa aku ingin melindungimu. Tapi aku selalu menahan diriku, aku ingin menghormatimu sebagai perempuan yang suci dan berharga. Tapi maafkan aku karena seringkali aku tak mampu menahan diriku untuk tidak melakukannya,
Untuk itulah adekku…. Aku ingin pergi darimu sementara waktu karena setiap bersamamu aku mati-matian mengendapkan perasaanku agar tak melakukan apa yang Tuhan benci. Aku juga berusaha membuatmu menjauhiku. Tapi aku sadar bahwa caraku begitu bodoh untuk membuatmu membenciku. Aku ingin kamu juga menjauhiku karena akulah yang selalu membuatmu menangis. Maafkan aku.
Semoga dengan kepergianku kamu bisa bercanda dan tertawa lagi seperti waktu itu. Meski jauh aku selalu melindungimu, dek. Dan yakinlah suatu saat kita pasti akan bertemu di satu titik yang sama jika kita istiqomah berjalan di satu kebenaran, kamu harus selalu ingat firman Allah QS. Atthur:48 “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan kami.”
Sekali lagi, maafkan aku, dek. Maafkan Mas….
Wassalaamu;alaikum W. W.
***The end***
                Cerpen ini bukan asli karyaku, melainkan karya seorang kakak kelasku ….. di MAN3 Kediri. Cerpen ini pun pernah dimuat di majalah IQRO’ madrasahku edisi…. Dengan tema The Winner. Aku suka cerpen ini, ya semoga saja menghibur mhihi. 

No comments:

Post a Comment