Monday, January 12, 2015

Penanaman Konsep Diri yang Keras



Perhatian orangtua kepada anak sangatlah penting dalam keluarga sebagai fungsi afeksi (kasih sayang) yang merupakan sebuah kebutuhan dasar anak dalam masa tumbuh kembangnya. Dengan kasih sayang interaksi antara orangtua dan anak bisa terjalin lebih erat. Tetapi, bagaimana jika pendidikan berdasarkan kasih sayang tidak terealisasikan dalam keluarga?

Dengan dalih kedisiplinan, tidak sedikit para orangtua yang mendidik anaknya dengan kekerasan, dimana kekerasan juga dijadikan sebagai hukuman dari kenakalan anak ini merupakan kesalahan pendidikan yang fatal bagi masa depan sang anak. Pada dasarnya, nakal diusia anak-anak itu adalah hal yang wajar, jangan jadikan kenakalan pada diri anak sebagai hal yang negatif karena sebenarnya anak sedang mengalami penyesuaian diri dengan lingkungannya. Dalam masa tumbuh kembangnya anak-anak juga mengalami pembentukan perasaan. Kekerasan berdampak pada perkembangan mentalnya, anak akan merasa segala kesalahan yang mereka lakukan pantas mendapat hukuman berupa kekerasan. Sehingga tak jarang anak menjadi pemurung dan antisosial, tidak leluasa dalam bertindak, merasa tertekan dan mengalami goncangan batin.

Apalagi ditambah dengan pelabelan yang jelek pada diri anak, anak akan menjadi seperti apa yang dilabelkan kepadanya. Misal “anak bodoh!” anak akan merasa bahwa dirinya memang bodoh dan akan berlaku sesuai dengan itu, anak merasa usahanya sia-sia karena mereka sudah dianggap bodoh, ini merupakan labelling yang berdampak buruk. Saat disekolahpun semangat belajarnya menurun sehingga guru menegurnya karena nilainya. Seharusnya orangtua memberikan komentar positif atas hasil belajarnya, memberikan semangat untuk terus berusaha bukan malah menyalahkan keadaan mereka. Ini karena orangtua mencari-cari kekurangannya dan tak jarang juga sering membandingkan dirinya dengan anak-anak lain.

Pendidikan yang keras akan membuat sang anak mencari pelarian untuk menyalurkan rasa kasih sayangnya, dan tidak jarang anak menemukan tempat pelarian yang salah sehingga mendapat pengaruh-pengaruh negatif yang tidak diinginkan. Banyak anak-anak yang menjadi pendiam atau pemurung bahkan kebalikan daripada itu menjadi anak yang agresif dan bertindak semaunya, anak menjadi pembangkang yang keras kepala dan tidak mau di atur semua yang dikatakan orangtuanya tak lagi dihiraukan. Karena beranggapan bahwa orangtuanya tidak perhatian terhadapnya. Akhirnya anak mengalami kesalahan penyesuaian. Secara alami anak akan meniru apa yang telah dilakukan orangtua terhadapnya. Kebanyakan anak akan melakukan kekerasan kepada teman-temannya di sekolah. Karena mereka telah beranggapan bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan kekerasan.

Sebagai pertanda pada diri anak bahwa keberadaannya diakui dalam keluarga, orangtua harusnya sering mengadakan tatap muka dan komunikasi yang baik dengan sang anak yang semuanya akan merangsang anak dalam membentuk kepribadiannya. Sebaiknya para orangtua memaknai benar apa arti buah hati yang sesungguhnya, yakni sebagai penerus keturunan dan juga sebagai titipan Tuhan yang harus benar-benar dijaga. Karena sifat-sifat yang ada pada mereka merupakan hasil fotokopi dari orangtua.

No comments:

Post a Comment